Langsung ke konten utama

Artikel




            Karhutla yang menghabisi hutan




·     Ahmad Payumi, Sekar Kurnia, Febri Fitrianto

Mahasiswa fakultas ilmu komunikasi dan bahasa prodi Hubungan Masyarakat, Universitas Bina Sarana Informatika



K
ebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Terakhir, kebakaran hutan menyebabkan kondisi udara di lima kota dan kabupaten dinyatakan berbahaya. Sebelumnya, Indonesia pernah mengalami kebakaran hebat pada tahun 1997 hingga 1998. Saat itu, kebakaran melanda beberapa wilayah yakni Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Bali, Lombok, dan Papua. Akibatnya asap dari peristiwa itu sampai ke beberapa negara tetangga. kebakaran yang disebabkan oleh fenomena El Nino  tersebut menghancurkan lahan. Kabut Asap Kebakaran Hutan Kian Parah, BNPB melakukan Water Bombing Bahkan, perkiraan area yang terbakar di wilayah Kalimantan semakin meluas. bencana kebakaran ini mengakibatkan banyak penerbangan dibatalkan. Selain itu, jutaan orang terkena sesak napas  kebakaran ini mengakibatkan banyak orang dirawat di rumah sakit dengan berbagai keluhan, termasuk penyakit jantung, pernapasan, mimisan, hingga iritasi mata. taman nasional dan cadangan terkena dampak kebakaran hingga mengakibatkan berhektar-hektar hutan lindung hilang.Asap dari kebakaran juga berdampak besar pada pertumbuhan pohon karna berkurangnya paparan sinar matahari, sehingga memperlambat proses fotosintesis,sehingga menimbulkan kerugian yang sangat besar.

Menurut pemberitaan (Kompas.com) kebakaran menyebabkan anak-anak yang lahir pada masa itu lebih pendek. Penyebab Ini karena, banyak perusahaan yang menggunakan api sebagai salah satu cara untuk membuka lahan dengan cara yang murah namun ilegal. Selain itu, penyebab lain kebakaran hutan pada waktu itu adalah adanya fenomena iklim El Nino atau menghangatnya suhu muka laut yang mengakibatkan kekeringan di wilayah Asia terutama Indonesia.Atasi Titik Api dan Kabut Asap Riau, BNPB menambahkan beberapa personil Tni untuk membantu memadamkan api. fenomena El Nino tak hanya terjadi di wilayah Asia, namun juga menyebar hingga ke beberapa negara tetangga. Beberapa peneliti menduga, kebakaran hebat yang terjadi merupakan akibat dari kekeringan yang melanda wilayah Indonesia pada saat itu. Hal ini kemudian membuat pemerintah setempat memberikan peringatan bencana kepada penduduknya. Tak hanya kebakaran lahan, bencana ini pun diperparah dengan kepulan asap yang menyerang beberapa wilayah. Begitupun juga kabut asap mulai mengganggu aktivitas masyarakat di Riau. Kondisi ini kemudian semakin memburuk. Penyebabnya tak lain karena pembakaran untuk perkebunan dan embusan angin yang cukup kencang. Selain itu, akibat kabut asap yang tebal juga membuat langit tampak gelap. Hal ini membuat aktivitas di Bandara pun menjadi tersendat.

Riau Dikepung Kabut Asap, Apakah Hujan Buatan Bisa Dijadikan Solusi? (Harian Kompas) menyebutkan, Hutan dan lahan yang paling luas terbakar terjadi di Sumatera Kebakaran hutan maupun lahan di provinsi lain.


contohnya kebakaran hutan yang sedang melanda salah satu provinsi di indonesia salah satunya Kalimantan Sejumlah hutan di Pulau Kalimantan dilanda kebakaran. Akibatnya, udara di beberapa wilayah provinsi yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura dicemari asap. Kebakaran hutan tak hanya berdampak pada kualitas udara saja, tetapi ada juga beberapa binatang yang hidup di hutan yang mati. Banyaknya jenis lahan gambut di Kalimantan membuat ancaman tersendiri yang perlu dikaji lebih dalam untuk pembangunan ibu kota baru Indonesia. Kebakaran hutan terjadi di bagian wilayah Kalimantan, mulai dari Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat hingga Kalimantan Timur. Hal tersebut jadi potensi bencana bagi rencana pemindahan ibu kota baru.
Faktanya upaya pemadaman telah dilakukan dari berbagai pihak, seperti memadamkan api melalui hujan buatan, patroli, water bombing menggunakan helikopter. Upaya lainnya dilakukan dengan penyegelan dan sanksi untuk perusahaan asing nakal.
Menurut penulis umumnya kebakaran hutan terjadi karna adanya oknum tak bertanggung jawab yang ingin memperluas lahan sawit atau membuka lahan baru untuk bertani sawit dengan cara membakar hutan. karena terjadinnya musim kemarau yang berkepanjangan sehingga menyebabkan kebakaran hutan yang luas.
masyarakat membantu menanggulangi dengan cara ikut memadamkan api  bersama petugas pemadam yang bertugas di sekitar hutan yang terbakar,namun masyarakat harus tetap berhati-hati dan dibawah pengawasan petugas setempat.
Karena itu masyarakat harus sadar akan menjaga lingkungan termasuk hutan agar kejadian seperti kebakaran/karthula tidak terjadi lagi, dan untuk pemerintah agar menindak tegas para pelaku pembakaran hutan serta mendapatkan hukuman bedasarkan pasal yang sudah di atur oleh negara.
“ Tahun 2020, jangan sampai ada kejadian kebakaran hutan dan lahan dalam sekala besar yang sulit dikendalikan manusia. Harus ada langkah – langkah preventif/pencegahan dari seluruh elemen untuk bahu membahu mengantisipasi terjadinya kebakaran, sehingga pada kejadiannya, Lebih baik keluar anggaran pencegahan yang tidak besar dari pada mengatasi kejadian kebakaran yang sangat besar kerugiannya”,pungkas penulis.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Pembaca 9

SURAT PEMBACA 9 MetroTrans Yang Tak Teratur Kepada Yth. Humas PT.Transjakarta  Sebagai pengguna jalan khususnya pengguna kendaraan bermotor, saya sangat kecewa dikarenakan bus transjakarta. selalu berhenti khususnya bus,metrotrans berhenti disembarang tempat menyalahkan sen yang tidak sesuai dengan kebutuhannya sehingga dapat membahayakan pengguna jalan lainnya. Mohon sesegera mungkin ditindak lanjuti agar para pengguna jalan merasa tidak terganggu akan hal ini. Salam hormat, Sekar Kurnia Pengguna Jalan Metrotrans Yang Tak Teratur (Jawaban Surat Pembaca Saudari Sekar Kurnia) Kepada Yth. Saudari Sekar Kurnia Menanggapi surat pembaca dengan judul “Metrotrans Yang Tak Teratur” atas nama pengurus transjakarta di Jakarta kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang anda rasakan. Kami akan segera membuat peraturan atau himbauan agar supir bus metrotrans dapat berhati-hati ketika akan berhenti...

Politik

Suara Mahasiswa, Wacana pemindahan Ibu Kota ke luar JAKARTA JAKARTA,10/10/19. Wacana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke luar jawa kembali mencuat setelah Presiden Joko Widodo menggelar rapat tertutup membahas hal ini di Kantor Presiden bulan maret lalu. Presiden Joko Widodo nampaknya serius ingin memindahkan Ibu Kota dari Jakarta ke luar Pulau Jawa, orang nomor satu di RI itu menginginkan rencana pemindahan Ibu kota tak hanya menjadi wacana semata, dia ingin rencana itu segera terwujud. Dalam menyikapi hal ini maka kami mewawancarai salah satu Mahasiswa UNAS yang bernama Akbar untuk dimintai pendapatnya, ia tidak setuju dengan pemindahan Ibu Kota ke luar Jakarta, menurutnya pemindahan Ibu Kota ke luar Jakarta adalah suatu hal yang tidak tepat, “karena untuk apa memindahkan Ibu Kota kaluar misalkan di Jakarta saja urusannya banyak yang belum   selesai”. Tanggapan Akbar sebagai Mahasiswa tentang pemindahan ibukota, “Pemerintah seharusnya lebih melihat kepada Ib...
SURAT PEMBACA 1 Kemacetan di Pasar Rebo Tak Pernah Tersolusi Kepada Yth.  Humas Pemprov DKI Jakarta Sebagai pengguna jalan pada 24 September 2019, saya mengalami suatu kejadian yang tak mengecewakan. Pada saat itu saya berangkat kuliah ke kampus BSI Margonda seperti biasanya.Saya berangkat dari rumah pukul 06.45 WIB karena perkuliahan dimulai pukul 08.00 WIB.Seperti biasa saya seharusnya tiba di kampus pukul 07.30 WIB.Saya biasa menaiki  angkot (angkutan kota) 19 jurusan Depok-Rambutan dari arah terminal kampung rambutan. Namun saat angkot yang saya tumpangi melewati jalan Rumah Sakit Pasar Rebo,perjalanan tersendat akibat ramainya kendaraan yang ingin menuju arah Depok maupun Pasar Minggu.Kendaraan memenuhi jalan serta banyak kendaraan lain pun yang mengambil setengah bagian jalan arah sebaliknya sehingga macet semakin parah. Akibat kemacetan tersebut saya baru tiba di kampus pukul 09.00 WIB,saya tidak diijinkan mengikuti kelas oleh Dosen.Hal ini sangat me...