Bojonggede (23/10/19).Terdapat
Sebuah Pedagang Perabot Bekas Pakai Bernama Pak Kasuhi, ia adalah seorang
pedagang perabot bekas keliling yang biasa berjualan di sekitar daerah
Bojonggede, ia mulai berjualan sejak 8 tahun yang lalu di sekitar Bojonggede.
Pak Kasuhi
bekerja bersama satu orang temannya menjajahkan perabot bekas di sekitar
Bojonggede. Pak Kasuhi mendapat pekerjaan dari seorang temannya yang juga
sebagai pedagang perabot bekas, modal yang ia dapat sekitar 70 ribu untuk mencari
barang bekas.
Pak Kasuhi
menjual berbagai perabot dapur seperti keset, cobek, sikat, gantungan baju,
panci.
Ia mulai bekerja dari jam 7 pagi hingga sore hari jam 5
sore sebelum waktu magrib tiba, per hari keuntungan bersih nya sekitar 50 ribu,
terkadang setiap hari tidak menentu karena menunggu pelanggan, walaupun hasil
tidak mencukupi harus di syukuri.
Pak
Kasuhi tinggal kontrakan di daerah bojonggede, ia memiliki satu orang anak dan
juga istri, ia memiliki anak laki – laki, anaknya baru kelas 3 Sekolah dasar
dan istrinya seorang ibu rumah tangga ,istrinya mengurus rumah tangga mulai
dari bersih – bersih sampai memasak serta mencuci.
Istrinya
bekerja sebagai tukang cuci gosok di sekitar rumah kontrakannya ,istrinya di
gaji 500 ribu perbulan bekerja dari Pagi Jam 8 hingga pukul 5 sore, istrinya
tidak pernah lelah untuk mencari nafkah bagi keluarganya agar bisa hidup.
Pak Kasuhi terkadang suka
menyisihkan sebagian rejeki dari hasil bekerjanya agar bisa naik haji ke tanah
suci bersama keluarga agar mendapat keberkahan, panjang umur serta amal ibadahnya
di terima.
Pak Kasuhi bersyukur dari
hasil pendapatan yang di dapat, Harapannya ingin sukses semoga lebih baik lagi
keuntungan berlipat bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari ,Pak Kasuhi memliki
impian lagi agar bisa membanggakan orang tua.
Pak
Kasuhi selalu berdoa supaya rejeki yang didapat berkah,banyak pembelinya, supaya
dihari tua punya uang lebih, bisa tenang memikirkan biaya hidup.
Pasar Minggu (10/10/19).Terdapat Sebuah Pedagang Perabot Dapur Bernama Bu Supriati, ia adalah seorang pedagang perabot dapur yang biasa berjualan di Pasar Minggu, ia mulai berjualan sejak tahun 2006 silam di sekitar Pasar Minggu.
Pada awalnya ia tidak menyangka bahwa ia akan mendapat dana dari seorang dermawan yang membantu untuk dipinjamkan modal untuk dijadikan usaha yang di inginkan harapan nya bisa membeli sebuah rumah serta mempunyai toko sendiri.
Bu Supriati mempunyai suami ,adik dan kakak, Suaminya seorang pengemudi ojek online,suaminya mulai bekerja dari pagi sampai larut malam, terkadang suaminya berkerja sampai pagi jika tidak memenuhi target yang diinginkan.
Suaminya terkadang suka menyisihkan sebagian rejeki dari hasil berkerja nya sebagai pengemudi ojek online supaya bisa naik haji ke mekkah bersama keluarga agar mendapat keberkahan, panjang umur serta amal ibadah nya di terima.
Bu Supriati juga mempunyai adik nya tidak bersekolah ia mulai berhenti sekolah sejak sekolah menengah atas dan hanya membantu perkerjaan rumah tangga seperti mencuci baju, mengosok baju, mengepel, menyapu rumah.
Sedangkan kakaknya seorang lulusan sekolah menengah atas yang sudah tiga tahun ini sedang mencari pekerjaan di sekitar Jakarta agar mendapat kehidupan yang baik, harapan kakaknya supaya bisa membelikan toko dan mmbelikan rumah.
Bu Supriati mulai berjualan sejak pagi pukul sembilan sampai delapan malam terkadang sampai pukul sembilan malam,Bu Supriati menjual berbagai perabot dapur seperti keset, cobek, sikat, gantungan baju, panci.
Terkadang dagangan Bu Supriati ramai pembeli dan terkadang sepi tergantung kebutuhan konsumen, biasanya Bu Supriati mendapat keuntungan sekitar RP.300.000 Perhari, itu pun jika ramai pembeli yang datang ketempat nya.
Bu Supriati jika menghadapi pembeli biasanya jika bertemu pembeli yang sifat nya berbeda harus ramah, sopan, jika ada pembeli yang menawar harus lapang dada, jika kenaikan barang bu Supriati harus mengsiasati dengan ikhlas.
Bu Supriati bersyukur dari hasil pendapatan yang di dapat, suka duka ketika berdagang terkadang ramai dan terkadang sepi Harapannya semoga lebih baik lagi keuntungan berlipat bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Bu Supriati selalu berdoa supaya rejeki yang didapat berkah,banyak pembelinya, supaya pas hari tuanya Bu supriati punya simpanan, bisa lebih tenang dan tidak usah memikirkan banyak biaya hidup.
Salsa: Si pendiam yang pandai mengatur waktu
Apakah mendapatkan peringkat 1 dikelas itu susah? Padahal tidak sama sekali, kalau kita mau berusaha dengan baik pasti bisa. Salsa Carenea salah satunya.
Siswi Smkn 28 Jakarta yaitu Salsa Carenea anak dari bapak Agus Triantoro dan ibu Neneng Sukarsih anak ke-3 dari 3 bersaudara, Ia memiliki 2 orang kakak perempuan yang sedang mengejar pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mereka bertiga terlihat seumuran dikarenakan memiliki jarak umur yang tidak terlalu jauh hanya terpaut 1 sampai 2 tahun saja,Salsa lahir pada tanggal 14 Febuari 2003.
Sebelum ia menjadi siswi di smk 28,Ia bersekolah di SDN Lenteng Agung 01 Pagi ,SMPN 276 Jakarta dan ia melanjutkan sekolahnya di SMKN 28 Jakarta Ia siswi Jurusan Keperawatan Sosial di sekolahnya. Smkn 28 Jakarta termasuk salah satu Smk favorit yang banyak diminati oleh para calon siswanya. Salah satunya Salsa, disana ia mengikuti beberapa estrakulikuler yang menjadi favorit di sekolahnya misalnya Pramuka.
Salsa sudah mencapai tingkat penegak bantara di estrakurikuler pramuka,selain sudah mencapai tingkat yang lebih tinggi ia juga sering ditugaskan menjadi kakak pebimbing untuk mengajarkan ke anggota baru atau adik kelasnya yang baru mengikuti pramuka.
Salsa dan anggota pramuka yang lain juga sering mengikuti lomba pramuka antar sekolah wilayah jabodetabek dan berhasil membawa pulang piala penghargaan juara 2 tingkat jabodetabek, selain itu salsa dan anggota pramuka lainnya juga sering mengadakan kemping dan bentuk kepedulian sosial lainnya seperti membersihkan area terdekat dari sampah dan membantu masyarakat sekitar.
Selain di bidang estrakurikuler salsa juga termasuk siswi berprestasi di bidang akademik dikelasnya ia mendapat peringkat 1 secara berturut-turut. Ia selalu memegang prinsip untuk mempertahankan prestasinya yaitu belajar yang rajin,tekun,dan yang pasti percaya diri. Walaupun ia pernah mengalami penurunan peringkat ia tidak pernah merasa kecewa, Ia berkata ”ya kita jangan putus asa sama nilai kita yang rendah harus percaya diri dan jangan pantang menyerah” kata ia.
Pertama kali ia mendapatkan peringkat 1 dikelasnya ia merasa bahagia dengan kerja keras yang ia lakukan,Ia merasa tidak sia-sia belajar giat dan bisa mendapatkan hasil yang memuaskan disaat pembagian raport ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir kenaikan kelas (UKK) sehingga orang tua yang melihatnya merasa bangga atas pencapaian yang telah ia buat.
Ia bersekolah di Jl.Maritim No.26,RT.13/RW.10, Cilandak Barat,Kec.Cilandak,Jakarta Selatan. Daerah yang masih mudah terjangkau walaupun sedikit jauh dari rumah.
Ia mengatur jam belajarnya dengan sangat rapih agar ia juga bisa bersosialisasi dengan temannya dan juga mengikuti kegiatan yang ia sudah pilih sehingga ia bisa mempunyai banyak teman dan tidak hanya mendapatkan Ilmu di bidang akademik saja. Prinsip yang slalu ia pegang dalam dirinya agar ia tak pernah lupa akan siapa dirinya dan kepercayaan yang telah diberikan oleh orang tuanya terhadapnya “kita ingat masa depan saja yang menentukan akan jadi apa kedepannya kan diri kita sendiri bukan orang lain,ingat juga orang tua yang sudah keluar biaya setidaknya kita harus balas budi dengan prestasi yang kita miliki” .
Dari Ranking 28 jadi Ranking 1

Nama : Adinda Nurul
TTL : Jakarta, 1 Mei 2002
SD : SDN 12 Pagi
SMP : SMPN 37 Jakarta
SMK : SMKN 47 Jakarta
Adinda Nurul itulah Namanya, ia dulunya adalah seorang siswa dari SMK Negeri 47 Jakarta, dia bertempat tinggal di Cinere,Depok. Lahir di Jakarta 1 Mei 2002, dia adalah teman SD saya waktu bersekolah dulu. Terlihat biasa saja tetapi memiliki rasa ingin tahu yang kuat sehingga nilainya pun naik terus menerus setiap semester.
Sebelum nilainya bagus seperti sekarang ia dulunya sangat malas belajar sehingga nilainya pun anjlok, orang tuanya pun sangat kecewa karena menempati ranking 28 dari 33 orang siswa dikelasnya. Ia pun sadar dengan nilainya itu bisa membuat orang tuanya bersedih. Setelah itu ia pun bangkit mengejar nilainya yang tertinggal seperti melakukan remedial dan dengan cara belajar ketika pulang sekolah tak lupa ia mengerjakan PR atau tugas sekolah yang diberikan gurunya.
Hari demi hari ia belajar akhirnya UAS pun tiba saat itu ia masih kelas 10 SMK, hari penantiannya pun datang untuk memperbaiki kualitas dirinya untuk diakui sebagai siswa yang berprestasi. setelah UAS selesai dia menanti nilainya, ternyata benar usaha tidak pernah menghianati hasil ia memperoleh nilai rata-rata 95, di kelasnya ia memperoleh nilai paling tinggi dan berhasil menduduki peringkat pertama. Kemauan belajarnya pun sangat tinggi untuk bias meraih cita-citanya sebagai guru.
Sampainya ia naik kelas ke kelas 11 sampai akhirnya kelas 12 ia pun masih bertahan menjadi peringkat pertama dikelasnya tak pernah tergeserkan oleh yang lain. Akhir ujian sekolah pun tiba jadwal sangat padat karena harus mengisi kegiatan sekolah seperti Ujian Sekolah (US), tryout berjilid-jilid, ujian praktek ia lalui semua sampai akhirnya Ujian Nasional pun tiba, ia tak sabar untuk itu dan ingin segera lulus untuk bisa berkuliah di Universitas Negeri Jakarta itulah kampus impiannya untuk jembatan meraih cita-cita.
UN pun tiba ia sangat bersemangat mengerjakan soal, tiap hari ia private les dengan teman ayahnya yang merupakan seorang guru sampai UN selesai. Setelah UN selesai wisuda pun datang para siswa yang akan diwisuda berkumpul di Gedung aula Sasana Prakarti kepala sekolah menyebutkan para siswa berprestasi, adinda pun disebut disana dan ia meraih NEM yang sangat tinggi yaitu 35,75 perolehan yang sangat luar biasa dari seorang siswa yang dulunya hanya menempati ranking 28 di kelasnya, orang-orangpun tepuk tangan meriah disusul dengan siswa berprestasi lainnya. sebelum UN ia sudah terlebih dahulu mengikuti jalur SNMPTN dengan rapor. Setelah wisuda selesai jelang beberapa hari ia menerima kabar bahwa ia lulus untuk masuk ke Universitas Negeri Jakarta.
Sangat suatu hal yang membanggakan orang tua,teman-teman, dan sekolah. Ia mengawali ini semua dengan yakin karena semua orang bias bangkit, ia berharap kedepannya para siswa bisa berprestasi dan membanggakan orang tua nya masing-masing, terus berusaha dan bekerja keras karena usaha tidak pernah menghianati hasil.
Komentar
Posting Komentar